Rabu, 11 November 2015

[REVIEW FILM] The Hundred-Foot Journey, Ketika Keluarga Menjadi Prioritas Utama Seorang Chef


gambar dari RottenTomatoes
Judul Film    : The Hundred-Foot Journey
Produser      : Steven Spielberd & Oprah Winfrey
Sutradara     : Lasse Hallstrom
Pemeran      : Om Puri, Helen Mirren, Manish Dayal, Charlotte Le Bon, Farzana  Dua Elahe,  Juhi Chawla, Rohan Chand,Amit Shah, Michel Blanc, Jean Kinsella

Film ini berkisah tentang persaingan restoran India yang baru dengan restoran lama yang menyajikan masakan Perancis asli. Restoran yang berjarak 100 kaki dan berhadapan ini memiliki jenis masakan yang berbeda. Film yang dirilis bulan Agustus 2014 ini merupakan film yang bercerita tentang kuliner ketiga, setelah CHEF dan TABULARASA (Indonesia). Terus terang, saya malah belum nonton film awak negeri. Sementara film ini saya tonton versi DVD-nya bulan April 2015.



Film ini berdasarkan sebuah novel yang diterbitkan pada tahun 2010 dan ditulis oleh Richard C. Morais. Dengan setting kota kecil  Lumière, Prancis, yang memiliki pemandangan daratan Eropa yang menawan. Dengan sungai yang berliku dan berair jernih, lembah yang cantik, serta tanaman bunga dan buah yang subur.

SINOPSIS :
Hassan Kadam (Manish Dayal) adalah pria keturunan India yang gemar memasak. Ia lahir dari keluarga pemilik rumah makan di India. Papa Kadam (Om Puri) membuka usaha keluarga, dengan bantuan seluruh anggota keluarga, istri dan keempat anaknya. Suatu hari keadaan politik yang memanas, restoran keluarga tersebut dibakar. Api dengan sekejap menghanguskan seluruh bangunan dan isinya. Bahkan istri Papa Kadan pun tak mampu diselamatkan. Disaksikan oleh keluarganya, beliau meninggal dalam balutan api.

Karena situasi negeri yang tidak kondusif, Papa Kadam berinisiatif mengajak anak-anaknya merantau ke benua Eropa. Dalam salah satu perjalanan, mobil yang dikemudikan Papa Kadam mengalami rem blong. Beruntung, keluarga ini bertemu dengan seorang gadis cantik bernama Marguerite (Charlotte Le Bon). Dia adalah chef di restoran Perancis milik Madame Mallory (Hellen Mirren) di desa St. Antonio. 

Marguerite menjamu keluarga Kadam di rumahnya yang hangat

Untuk sementara, menanti mobil mereka diperbaiki, mereka menginap di sebuah hotel. Keesokan harinya Papa Kadam melihat sebuah rumah yang kosong. Ternyata dulunya adalah restoran yang tidak laku karena kalah bersaing dengan restoran Saule Preuleur, milik Madame Mallory. Ia pun berinisiatif membeli bangunan itu dan memperbaikinya. Bersama anak-anaknya, ia mulai membuka usaha restoran. Papa Kadam sangat yakin bisa bersaing dengan restoran Madame Mallory.

Madame Mallory tentu saja geram dengan Papa Kadam. Meski ia yakin restoran Maison Mumbay, milik Papa Kadam tidak bakal laku karena penduduk di desa tersebut sudah setia dengan menu klasik yang ditawarkannya. Apalagi resto miliknya telah memiliki bintang satu dari Michellin dua puluh tahun sebelumnya. Saat itu suaminya masih hidup dan menjadi cheff andalan. Michellin Star dikeluarkan oleh para kritikus restoran Eropa untuk diberikan pada restoran dengan menu kreatif dan rasa yang juara.

Semua Kepiting dan Ikan Laut sudah diborong oleh Madame Mallory
Mereka mulai beradu strategi untuk mendapatkan banyak pengunjung. Bahkan cara-cara tak sportif pun dilakukan. Hassan Kadam tak ingin ayahnya melakukan sesuatu yang tak sportif. Persaingan panas terjadi antara restoran Saule Pleureur dengan Maison Mumbay. Hingga terjadi pembakaran resto milik orang India yang dilakukan oleh chef resto Saule Pleureur. Malangnya tangan Hasan kena luka bakar.

Ia menemukan buku masak yang menjadi panduan untuk mendapatkan Michellin Star. Dari buku tersebut, Hassan pun melakukan uji coba menu. Ia bahkan mengkombinasikan menu India dengan Eropa.

Keberhasilan Hassan Kadam dalam berinovasi pun mendapat perhatian dari Madame Mallory. Ia tertarik untuk merekrut Hassan menjadi salah satu chef direstorannya. Madame Mallory menjanjikan karier yang cemerlang jika bisa membantu restorannya mendapatkan bintang dua dari kritikus restoran di Eropa.
 
Madame Mallory meminta ijin Papa Kadam agar Hassan bekerja untuknya
 
----------------
Review :

Film dibuka dengan adegan di sebuah pasar di wilayah India. Hassan kecil mengikuti Mama Kadam yang tengah belanja. Di sebuah kios ikan, Hassan mengamati bulu babi yang sangat menarik minatnya. Ia mengambil satu dan menciumnya dengan segenap indra penciumannya. Sang penjual langsung menyatakan lelang dimenangkan oleh seorang anak kecil, yaitu Hassan.

Film ini menceritakan tentang perjuangan sebuah keluarga meninggalkan tanah leluhurnya. Bermaksud memulai kehidupan baru di negeri Eropa dengan bekal keahlian masak yang dimiliki keluarga ini.  Kerja sama yang solid, kasih sayang dan sikap keras menjadikan usaha keluarga ini mulai memanen sukses. Penduduk lokal mulai menyukai masakan hasil padu padan tangan dingin Hassan.

Yang menarik adalah sikap sportif  Madame Mallory, ia menawarkan kerja sama yang adil untuk Hassan. Tapi ia menginginkan Hassan bisa mengantar restoran Saule Pleureur meraih predikat bintang 2. Bagi restoran di Eropa, predikat bintang 1 Michellin berarti yang terbaik. Sementara bintang 2 adalah Restoran dengan KEAJAIBAN. Nah, bila sebuah restoran mendapatkan bintang 3, yang sangat jarang terjadi, menunjukkan restoran tersebut dicintai DEWA.

Banyak peristiwa menarik yang mengundang tawa kecil, saat Madame Mallory menguji Hassan agar dibuatkan menu Bebek. Menu yang sangat istimewa di tangan Hassan, dibuang oleh wanita itu karena merasa kalah. Atau saat ia membantu Hassan memasak saus andalan masakan Eropa. Tangan Hassan yang cedera kena api, tak memungkinkannya memasak. Dan ia dibantu oleh Madame Mallory untuk mengolahnya, dengan resep dari Hassan.

Hassan yang menentukan bahan, Madame Mallory yang mengeksekusi masakan

Hassan Kadam dan Marguerite yang saling menggoda
Hubungan Hassan dengan Marguerite sempat tegang karena posisi Hassan sebagai chef baru di Saule Preuleur. Namun Marguerite memiliki sifat yang baik dan profesional. Ia malah meminjamkan buku resep menu Eropa. Buku resep tersebut mengajarkan lima saus dasar penting dalam masakan Eropa.

Yang menarik dari film ini adalah saling lontar ejekan antara kedua pemilik restoran. Juga sikap arogansi keduanya, makin menambah daya tarik.  Meski saling bersaing, keduanya mulai saling menggoda dan tertarik.

Yang paling dinantikan adalah saat Bintang Michellin diumumkan, resto mana yang mendapatkan predikat bintang 2. Penantian di rumah keluarga Madame Mallory yang penuh ketegangan, dicairkan dengan suasana romantis oleh Papa Kadam. Ia menuangkan minuman yang rencananya untuk perayaan.

Ternyata berkat tangan dingin Hassan, Saule Preuleur pun merah predikat bintang 2. Belum setahun ia bergabung mampu menempatkan resto tersebut mencapai puncak prestasi. Konesekwensinya tentu saja Hassan bakal mendapatkan banyak tawaran dari berbagai penjuru negeri untuk bergabung dengan resto peraih bintang 2 sebelumnya. Resto-resto ini menginginkan Hassan bisa mengantarkan prestasi meraih bintang 3.

Hassan setuju dengan pilihan Madame Mallory, pindah bekerja di La Baleine Grise. Namun di resto ini memasak bukanlah meramu bumbu. Namun memasak merupakan proses kreatif dengan menciptakan sesuatu menu yang baru dan kompetitif. Ada banyak chef yang bersaing untuk bisa menjadi chef utama di sini.

Sayangnya film ini tak ada satu pun yang menjadi sorotan utama. Tidak ada peran yang paling mendominasi dalam film ini. Masakan, keluarga, budaya dan cinta diberi porsi yang sama. Tak ada satu pun yang dieksplore lebih mendalam dan menjadi sorotan utama.

Sehingga saat cerita hampir berakhir, ada kesan yang dipaksakan. Seperti kepulangan Hassan ke desa, bergabung kembali dengan kehangatan keluarganya dan resto milik Madame Mallory. Alasan kepulangan ini lah, yang menurut saya seperti terpaksa dimunculkan. Sendiri di kota besar, tidak pernah terlihat bergaul dalam pergaulan sosial membuat hidup Hassan begitu sepi dan tidak menarik.

Kisah cinta Hassan dengan Marguerita pun tak begitu ditonjolkan. Hanya sesekali dimunculkan untuk pemanis cerita. Mungkin kehadiran Helen Mirren sebagai Madame Mallory yang mampu menjadi pemikat cerita. Kesan arogan, tegas dan janda yang kesepian, mampu diwujudkan oleh aktris peraih Academy Award tahun 2007. 

Romantisme yang canggung dan sekedarnya
Arogansinya luluh karena kehangatan keluarga Kadam

   
Beef Bourguinon a la Hassan















 


Untuk segi visual, The Hundred-Foot Journey tampil memuaskan. Visual daratan eropa begitu cantik penuh warna. Tak lupa juga pengambilan gambar masakan-masakan eropa dan india yang dihadirkan juga sangat menggugah selera.

Helen Mirren bersama salah seorang produser Oprah Winfrey
Menonton film ini sepanjang dua jam lebih sedikit, tak bakal merasa rugi karena disuguhi pemandangan desa yang indah. Pemerannya pun juga tak kalah menarik. Semua bermain apik dalam film bertema Drama ini.

Kolaborasi produser Oprah Winfrey dan Steven Spielberg menghasilkan film yang menarik untuk ditonton sebagai film keluarga. Pesan film ini seperti yang dikutip dari Spielberg, film ini memberikan pesan pada masyarakat bahwa bagaimana pun besarnya perbedaan kultur dan budaya antar karakter, bisa dijembatani dengan ketertarikan yang sama, yaitu kuliner.

Foto diambil dari : http://www.rottentomatoes.com/m/the_hundred_foot_journey/pictures/movie-118215/

14 komentar:

  1. terimakasih reviewnya mbak jadi pengen nonton filmya :)

    BalasHapus
  2. Saya sudah pernah nonton film ini dan langsung suka. Soalnya latarnya bagus dan pengambilan gambarnya keren, pesannya juga dalam. Hanya alurnya terlalu lama dan maaf, gampang ditebak. Tapi, dari sini saya jadi tahu ada penghargaan utk chef dan restoran mereka.. :)

    BalasHapus
  3. Wah semoga aja kapan2 suamiku ngasih download an film Ini hehe .

    BalasHapus
  4. nanti dicari film nya. jadi penasaran

    BalasHapus
  5. Belum nonton film nya tapi sudah baca novel nya

    BalasHapus
  6. kayaknya bagus ini,, saya suka film yang berbau masakan gini

    BalasHapus
  7. Belom pernah nonton filmnya. Rame kayaknya. Nyari ah...

    BalasHapus
  8. Jadi pengen nonton. Baiklah film ini masuk ke list deretan film yg akan saya tonton...

    BalasHapus
  9. kalo nonton ini pasti tergoda sama makanannya :D

    BalasHapus
  10. Filmmm ini memang kereennnnnnn
    saya suka film dengan tema kuliner
    bikin seger mata :D

    BalasHapus
  11. Slots of Vegas Casino Games - DRMCD
    We know that 하남 출장샵 slot machines and other gambling activities are not 경기도 출장안마 always possible without casino players. We have many tips and tricks to help you 김제 출장안마 win. 제주도 출장샵 If 부산광역 출장안마 you are

    BalasHapus